CALIFORNIA - Ilmuwan umumkan sebuah jenis baru ledakan bintang atau Supernova, setelah meneliti enam ledakan sangat terang dari sebuah bintang tua di luar angkasa.
Ledakan tersebut 10 kali lebih terang dari supernova biasa membentuk awan yang nantinya merupakan cikal bakal galaksi primitif, memungkinkan para ilmuwan untuk meneliti proses terbentuknya sebuah galaksi. Demikian seperti yang dikutip dari redOrbit, Jumat (10/6/2011).
"Kami meneliti sebuah jenis baru supernova yang belum pernah diketahui sebelumnya," ujar Robert Quimby, peneliti dari California Institute of Technology.
"Yang kami ketahui sampai saat ini adalah ukuran ledakannya yang sangat terang dan panas, sekira 10 ribu sampai 20 ribu derajat Kelvin. Penyebarannya pun mencapai 10 ribu kilometer per detik," ungkapnya.
Selain itu Quimby juga mengatakan bahwa ledakan supernova jenis baru tersebut juga memiliki kadar hydrogen yang rendah. Membutuhkan sekira 50 hari agar efek dari ledakan tersebut untuk menghilang.
"Jadi pasti ada faktor yang menyebabkan mengapa ledakan supernova tersebut bisa menjadi sangat besar," kata Quimby.Ledakan tersebut 10 kali lebih terang dari supernova biasa membentuk awan yang nantinya merupakan cikal bakal galaksi primitif, memungkinkan para ilmuwan untuk meneliti proses terbentuknya sebuah galaksi. Demikian seperti yang dikutip dari redOrbit, Jumat (10/6/2011).
"Kami meneliti sebuah jenis baru supernova yang belum pernah diketahui sebelumnya," ujar Robert Quimby, peneliti dari California Institute of Technology.
"Yang kami ketahui sampai saat ini adalah ukuran ledakannya yang sangat terang dan panas, sekira 10 ribu sampai 20 ribu derajat Kelvin. Penyebarannya pun mencapai 10 ribu kilometer per detik," ungkapnya.
Selain itu Quimby juga mengatakan bahwa ledakan supernova jenis baru tersebut juga memiliki kadar hydrogen yang rendah. Membutuhkan sekira 50 hari agar efek dari ledakan tersebut untuk menghilang.
Sementara itu, ahli astronomi asal Perancis, Francoise Combes, menulis bahwa supernova jenis baru ini sangat menarik, karena cahayanya bersinar 10 kali lebih terang dari pada yang lain.
Quimby memulai penelitian ini pada tahun 2005, ketika ia meneliti sebuah supernova bernama SN 2005ap yang cahayanya 100 miliar kali lebih terang dari matahari, dan dua kali lebih terang dari ledakan supernova biasa.
Penemuan ini pertama kali dipublikasikan pada 8 Juni 2011 di jurnal Nature.
(ATA)
0 Komentar:
Posting Komentar